Ads 468x60px

Thursday, February 6, 2014

#Review Marmut Merah Jambu : The Book

Marmut Merah Jambu? Apa itu?
Kedengarannya aneh kan? Marmut tuh biasanya kalo ga warna putih, coklat, atau item lah....

Marmut Merah Jambu adalah sebuah judul buku oleh penulis absurd Raditya Dika!
Judulnya aja udah antimainstream banget. Buku ini adalah kumpulan tulisan komedi Raditya Dika yang merupakan personal literature, sebagian besar dari 13 bab di dalamnya adalah pengalaman pribadi Radith dalam menjalani hal paling absurd di dunia: JATUH CINTA. Uhlala.... Sisanya, seperti biasa adalah observasi ngawur yang walaupun ngawur pasti bikin kamu malah tambah penasaran bacanya...

Pengalaman-pengalaman masa jatuh cinta Raditya Dika begitu fantastis, heboh, dan selalu penuh kejadian yang duar-duar-alala-bum-bum. Pengalaman pedekate selalu diwarnai dengan kesotoyan-nya dan seringkali mengalami penolakan. Begitu juga pengalaman nge-date setelah akhirnya dapet pacar juga dijalani dengan absurd. Dalam buku Marmut Merah Jambu ini juga diceritakan pengalaman kocak Radith semasa SMP sewaktu memecahkan kasus percintaan. Huaaaah.... Parah abis!

Salah satu bab dalam buku ini yaitu "Catatan Si Pemeran Utama dengan Muka Kayak Figuran" memuat catatan pengalaman Radith selama proses pembuatan film Kambing Jantan (2009).  Kambing Jantan sendiri adalah buku pertama Radith yang difilmkan disusul beberapa buku selanjutnya, dan tahun ini Marmut Merah Jambu bakal tayang di bioskop tepatnya pada 8 Mei 2014. Harus nonton nih!

Buku Marmut Merah Jambu mengajarkan kita banyak hal dalam menjalani jatuh cinta. Mulai dari harus menerima kalo ditolak, jatuh cinta diam-diam, sampai tindakan yang mungkin dilakukan seseoarang saat sudah terlalu sayang sama orang yang dia suka. Recommended banget buat kalian, manusia-manusia galau di Indonesia.



"Cinta itu berasa seperti seekor marmut berwarna merah jambu yang terus menerus jatuh cinta, loncat dari satu hubungan ke hubungan lain, mencoba terus berlari dan berlari di dalam roda bernama cinta seolah-olah maju, tapi tidak karena sebenarnya jalan di tempat...."

-Raditya Dika-

Jadi, itu semua tergantung dari diri kita masing-masing. Apakah sekarang saatnya berhenti?


0 comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates