Ads 468x60px

Sunday, August 18, 2013

Pisjo and Siomay are much better than Chicken Gordon Blue

Hari ini adalah hari yang "menyenangkan tapi nyebelin" bagiku. 

Yap, semua orang suka hari minggu, menyenangkan. Tapi kalo udah kebelet pengen pulang dan makan enak terus disuruh ikut kebaktian Gereja 2 kali, itu nyebelin. Begini, bukan berarti aku males di gereja, bukan. Kotbahnya Pdt.Abiya aja keren abis, hasil modifikasi Alkitab dan suasana kemerdekaan, ceileh. Aku mengikuti dengan sepenuh hati, dan kebetulan aku juga jadi petugas musik minggu ini. Aku memainkan lagu dengan keyboard penuh rasa gembira. Namun setelah ibadah selesai, jemaat ditahan dulu sementara karena Pak Pendeta mengumumkan bahwa ada acara pemberkatan nikah........ dan aku ditunjuk untuk memainkan musik saat acara tersebut. Hyah. Ditunggu sekitar 15 menit pun mempelai tak kunjung datang. Akhirnya ada beberapa jemaat yang bosan dan memutuskan untuk pulang...... termasuk Papaku dan Aldi, adikku. Entah gimana caranya, tau-tau mereka udah ga ada. Akhirnya aku yang ngantuk dan masih dibebani kewajiban jadi bete, sementara mamaku yang juga masih di sana sih enjoy aja yah.

Pulang-pulang, ada niat dari hatiku yang sudah kompromi sama perutku untuk minta pergi ke sebuah warung yang pernah direkomendasikan oleh teman mamaku.  
"Ma, ke Bale yuk"
Mama cuma "Hmmmmmmm.........."
Ya udah kita akhirnya ke warung tsb yang bernama Bale. Tempatnya lumayan bobrok tapi isinya makanan asing semua kaya Katsu, teriyaki, bolognaise, dll. Letaknya di seberang Cafe Online, cafe yang terlantar. Akhirnya aku dan mamaku ke sana, dengan keinginanku pesen Chicken Gordon Blue. Sampai di sana, ternyata tutup. 
"Ka, ini  emang udah tutup dari awal lebaran kemaren, kayanya tutup selamanya, deh.. Ga usah ke sini lagi yaa... Aneh juga makanannya..." kata mamaku.
Emang sih, hanya aku yang rajin langganan di warung ini, jadilah aku pulang dengan lapar, bete, dan kecewa.

Di tengah jalan pulang, kami bertemu bakul ES PISANG IJO (PISJO). Wah, harapan baru nih. Aku pun minta beli pisjo sebagai gantinya. Gerobak pisjo yang bobrok terasa megah dan cantik di mataku saat itu. Aku pun beli sebungkus seharga Rp 3.000,- . Di samping pisjo, ada bakul lainnya yaitu SIOMAY. Akhirnya, siomay kugaet juga. Jadilah aku pulang dengan Pisjo dan Siomay di tangan seharga total Rp 5.000,- . Memang bagi orang Indonesia yang pantang menyerah selalu ada harapan.

Sampai di rumah, kedua makanan Indonesia ini langsung aku nikmati dengan gaya ChefMaster Arnold. Enak abis, dan murah meriah dibanding Gordon Blue yang satu porsi sekitar 15.000,-. Memang jajanan Indonesia tidak kalah dengan makanan-makanan asing, malah menurutku jauh lebih dahsyat dan juga sehat. Selera orang emang beda-beda. Kalo bagi orang lain mungkin Gordon Blue adalah makanan elegan kelas tinggi yang menawan. Tapi bagiku, pisjo dan siomay juga sangat cukup untuk menggantikan Chicken Gordon Blue, dan bisa menghemat uang jajanku. Hahahahaha....

Pisjonya dah cair tuh, jadi cuma warna frambozenya aja... maaf kamera kurang memadai

0 comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates