BIOGRAFI
Namaku Jonathan Alvin. Lahir sebagai
seorang anak laki-laki pada Senin, 15 Maret 1999 dari pasangan Timotius Yogie
Suwargi dan Josephine Sri Wahyuni di Rumah Sakit Graha Medika, Jakarta, tetapi
bikin aktenya di Bogor, jadi aku lahir di Bogor. Masa kecilku dilalui dengan
sukacita dan penuh bahagia, karena belum ada banyak tanggung jawab. Pipis pun
tinggal ‘cur’ di celana dan masih dimaklumi. Aku tumbuh di Bogor selama lebih 2
tahun, dan aku sering diajak jalan-jalan oleh kedua orang tuaku ke banyak
tempat wisata. Ke Taman Safari, liburan ke Bandung dan Jakarta, main sepuasnya,
guling-guling di keranjang boneka. Pokoknya serba menyenangkan. Belum ada hal yang
menyedihkan waktu itu, paling cuma keseleo di tangan karena lari-lari terus
kesandung sampai nangis teriak-teriak.
Sebelum
ulang tahun yang kedua, lahirlah seorang adik yang nantinya bakal jadi teman
mainku seumur hidup. Ini merupakan kado ulang tahun kedua yang sangat spesial.
Biasanya kado berupa mainan, baju, yang ini bentuknya manusia. Ulang tahun juga
dirayakan dengan meriah.
Pada akhir tahun,
keluargaku pindah ke Gombong dan menetap di kota tersebut yang sekarang bisa
disebut “di sini”. Ulang tahun pertama adikku dan ulang tahunku yang ketiga,
juga sudah di Gombong. Di sinilah cerita hidupku dimulai. Di kota ini, ada
beberapa saudara yaitu Tante Wiwi yang merupakan adik dari mamaku beserta
keluarganya, dan ada kedua nenekku.
Di usia ini, sudah saatnya
aku bersekolah dan aku masuk ke TK Pius Bakti Utama Gombong bertemu dunia luar,
dan mulai bersosialisasi dengan orang lain. Saat inilah, aku mulai belajar
memegang tanggung jawab yaitu: bangun setiap pagi untuk pergi sekolah.
Masa-masa yang menyenangkan karena setiap hari selalu membawa tas, menggantung
botol di leher, dan membawa kotak makan ke sekolah, yang isinya kue-kue lucu
atau pun nasi goreng yang dihias, dan lain-lain. Juga sangat menyenangkan saat
bercerita pada Papa dan Mama di rumah kalau aku tadi di sekolah main ayunan
sama teman-teman, main bola, dan mengenal orang-orang di sekitar. Yang tidak
menyenangkan adalah akhirnya aku tahu bahwa orang galak di dunia ini bukan cuma
Mama dan Papa, tapi ada guru-guru yang suka memarahiku saat aku bandel.
Umur 6 tahun, saatnya
masuk SD. Aku berpikir “Lho, ini sekolah sampai kapan?” . Pada dasarnya kukira,
SD dan TK sama saja, tapi semua berubah sejak aku mengetahui apa itu yang
disebut “ULANGAN”. Entah ulang harian,
semester, atau pun kenaikan kelas. Semua terasa berat bagiku. Tapi lama-lama,
semakin bertambah umur, semakin dewasalah kita. Tak dapat dipungkiri kalau masa
kecil sangatlah sebentar. Aku pun mulai mengerti dan mendalami apa itu tanggung
jawab, disiplin, hak-kewajiban, kejujuran, dan nilai-nilai moral lainnya.
Yang menyenangkan
adalah saat aku mengerti “Oh, ulangan itu gunanya untuk melatih kita supaya
rajin belajar..” “Oh,cacing itu binatang yang tidak punya kaki” “Oh, kalau
nahan pipis lama-lama tuh tidak baik”.
Masa-masa SD adalah masa dimana kita banyak berkembang dan sangat puas
rasanya kalau rasa ingin tahu kita terjawab. Yang tidak menyenangkan tetap sama
yaitu: dimarahi guru. Pernah suatu siang, aku bermain bersama temandan mulutku
sudah penuh dengan air, yang siap disemburkan ke siapa saja. Sampai waktu itu,
aku semburkan tepat di muka seorang teman dan alhasil aku pun dijewer dan
dibentak-bentak oleh guru. Memang, saat itu aku adalah anak yang nakal tapi
mudah menangis kalau dimarahi. Apalagi akhirnya aku bertemu Ega, yang nantinya jadi
teman seperjuanganku. Kami melakukan hal apa saja yang menurut kami
menyenangkan, dari hal yang benar, sampai pada kenakalan kami yang sangat susah
untuk dipahami secara manusiawi. Yah, itu juga waktu masih SD. Ke depannya aku
juga menemukan banyak teman seperti saat ini. Ada juga peristiwa yang tidak
mengenakan, misalkan terjadi konflik dengan beberapa teman yang sulit
diselesaikan, mulai juga terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi.
Dan masa SD adalah saat
pribadi dan karakter kita dibentuk. Juga masa saat kita mulai mengenal banyak
hal, dari yang positif sampai negatif. Waktu itu adalah saat yang menyenangkan
saat aku dan teman-teman diajarkan interaksi jual-beli dengan cara disuruh
menjaga stand Teh Botol Sosro saat ada pameran di sekolah. Ya, walaupun hasil
penjualannya kami sedikit mengalami kerugian dan akhirnya nombok (hyah, rugi
deh…). Ada juga saat yang tidak menyenangkan ketika terjadi masalah di
keluarga, istilahnya konflik keluarga. Pernah, saat itu Mamaku sampai marah
besar dan tidak mau masak sarapan pagi. Jeger. Udah dimarahi, kencot pula.
Hyah… Lengkaplah sudah penderitaanku.
Tidak terasa masa aku
bersekolah di SD akan berakhir. Sekarang aku sudah kelas 6. Bersiap-siap untuk
UN pertama dalam hidupku. Aku dan semua temanku mempersiapkan sebaik mungkin.
Dari materi, alat tulis, juga menyiapkan ruang khusus di memori otak untuk
menyimpan semua ingatan tentang materi UN. Dan akhirnya murid kelas 6 SD Pius
Bakti Utama Gombong angkatanku lulus 100%. Kami pun sudah bersiap untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Momen yang cukup mengharukan
adalah saat acara perpisahan dengan guru-guru. Yah, bagaimanapun mereka adalah
guru yang kami kenal selama 6 tahun, jadi sudah seperti orang tua di sekolah.
Setelah, itu aku
medaftar di SMP Pius Bakti Utama Gombong. 91% temanku juga mendaftar di sekolah
ini. Aku bertemu lebih banyak guru di sekolah ini. Di SMP tingkat kesulitan
mapelnya langsung meningkat drastis. Latihan, posttest, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester. Tapi, yang menyenangkan adalah di saat
SMP ini banyak sekali kegiatan seperti ekstrakurikuler, kegiatan di OSIS, dan
kegiatan di kelas. Dan beruntungnya aku juga tergabung dalam anggota OSIS, yah
walaupun bukan tim inti sih ya…. Hahaha…
Peristiwa yang menyenangkan terbilang lebih banyak, mulai dari cinta
pertama, momen-momen kebersamaan dengan teman-teman, kegiatan-kegiatan bersama
yang akrab misalnya kemah bersama, study tour.
Saat ini, aku
mengembangkan bakat yang sangat aku gemari yaitu menjadi pembawa acara. Aku
sangat senang jika disuruh menjadi MC saat event OSIS tertentu. Pada saat
Natal, perpisahan, danpernah waktu itu aku menjadi MC saat lomba Bahasa Inggris
yang diadakan di SMP Pius bersama salah seorang temanku, Tania.
Sekarang aku sudah
kelas 9 dan bersiap menghadapi UN kedua dalam hidupku. Keinginanku adalah lulus
dengan nilai yang memuaskan. Dan cita-citaku ke depannya adalah setelah lulus
kuliah di Bandung yang masih dibiayai orang tuaku, aku akan mencari kerja
sambilan dan jika sudah mencukupi akan meneruskan studi di Australia, entah di
mana tapi kemungkinan besar di negara itu. Tentu saja tujuan utamanya adalah
untuk membanggakan orang tua, guru, dan orang-orang sekitar yang selalu
mendukung.
Sekian cerita di
Autobiografi ini.
0 comments:
Post a Comment