Ads 468x60px

Saturday, December 7, 2013

Menjadi Planet Zombie Bukanlah Masa Depan Bumi

Kalian semua pasti tau kan game Plants Vs Zombies?
Pasti tau lah, siapa sih yang gak tau game absurd ini, atau mungkin udah pada tamatin game ini?

Sebenernya apa sih maksud dari game keluaran PopCap ini?
Intinya kita cuma disuruh buat ngejaga rumah kita dari serangan zombie yang mengincar untuk memakan otak kita, dengan cara kita tanem banyak tanaman yang bisa nyerang zombie-zombie tersebut. Dan kalo semua zombie-nya pada mati, berarti kita menang. Hore!

Tapi pada intinya bukan Plants Vs Zombies yang bakal dibahas kali ini. Lalu sebenernya apa yang bakal dibahas?

Kali ini aku akan membahas sebuah gerakan: GO GREEN, alias gerakan penghijauan bumi. Lalu apa sangkut pautnya sama Plants Vs Zombies? 
Menurutku, bermain game ini bisa membangun niat kita buat GO GREEN karena pada dasarnya sama: menanam tanaman.
Menurut hasil riset badan statistik main game ini bisa merangsang kecerdasan
Oke, sekarang kita bahas ke topiknya dulu, GO GREEN.

GO GREEN ini adalah gerakan yang sedang ramai dicanangkan. Tujuannya sendiri adalah sebagai tindakan menyelamatkan bumi. GO GREEN itu apa sih?

Sejak isu pemanasan global yang lebih dikenal dengan global warning ramai dibicarakan orang, baik ditingkat internasional maupun lokal, secara drastis kesadaran lingkungan menjadi point penting dalam kehidupan manusia. Tiba-tiba saja gerakan Go Green menjadi begitu popular dan bergerak secara serempak di hampir seluruh penjuru dunia.

Apa yang terjadi pada planet kita saat ini adalah yang mendasari adanya gerakan penghijauan. Seperti kita tahu, global warming bukanlah suatu hal yang baik bagi bumi kita. Suhu di bumi semakin hari semakin meningkat, es di Kutub Utara pada mencair. 

Banyak sekali penyebab terjadinya global warming, terutama karena ulah manusia sendiri. Polusi udara, aktvitas penebangan pohon secara liar, hutan-hutan yang disikat habis dan dijadikan lahan perumahan, aktivitas industri yang kurang bertanggung jawab membuat bumi kita semakin hari semakin hancur. Kawasan hutan-hutan di bumi pun semakin sedikit keberadaannya. Dan dampak lainnya banyak spesies makhluk hidup yang punah, dan percuma saja kita tinggal di planet yang kosong.

Lalu siapa yang bisa menyelamatkan satu-satunya planet yang bisa dihuni makhluk hidup ini? Tentu saja kita sendirilah sebagai umat manusia yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata makhluk hidup lain. Walaupun banyak oknum yang tidak bertanggung jawab, namun masih banyak juga orang-orang yang peduli. Kita semua bisa kok ikut berpartisipasi dalam menyelamatkan bumi kita ini. Perlahan tapi pasti, semua orang pasti bisa menjadi peduli dan sadar akan kebutuhan lingkungan kita saat ini. 

Saat ini, aksi nyata yang bisa kulakukan hanya sedikit, tapi sudah rutin dilakukan. Aksi GO GREEN yang aku lakukan yaitu merawat Rooftop Garden milik keluargaku yang kami buat di atas rumah kami.

Aksi yang kulakukan ini masih terbilang sangat kecil pengaruhnya bagi planet bumi secara keseluruhan, karena hanya sebatas rumahku saja. Tapi pedoman yang kupegang adalah Think Global, Act Local. Kita mulai dari lingkungan pribadi dulu, baru perlahan-lahan mencapai lingkup yang lebih luas. Banyak sekali manfaat yang aku rasakan dari merawat kebun atap rumah ini. Selain bisa menyegarkan mata, keluarga kami juga memanfaatkan untuk budidaya cabe, walaupun hanya untuk kebutuhan sendiri.
Liat cabenya, bukan orangnya
Aku pun juga belajar disiplin untuk selalu nyiramin tanaman-tanamanku ini tiap sore, belajar telaten juga karena merawatnya itu gak asal-asalan. Aksi lain yang kulakukan adalah penghematan, meskipun masih terhambat tapi sudah sebisa mungkin aku lakukan. Penghematan kertas, listrik, air, dan sumber daya lainnya itu perlu, jangan buat diboros-borosin.

Kita gak mau kan bumi ini akhirnya gersang, gak ada air, gak ada pohon, dan gak ada kesegaran serta kenyamanan sehingga anak cucu kita kelak terlahir sebagai zombie yang kurus kering dan mukanya aneh itu? Maka dari itu makna yang kita bisa petik adalah atasi global warming dengan gerakan penghijauan. Bukan sekedar omong doang, tapi harus dengan aksi nyata. Jadi intinya sama kaya game Plants Vs Zombies, kita hijaukan bumi (dengan menanam tanaman) untuk memerangi global warming (yang bisa jadi membuat bumi hancur dan mengubah umat manusia menjadi zombie). Menjadi planet yang hancur dan dihuni oleh zombie bukanlah masa depan bumi. GO GREEN!

Saturday, November 16, 2013

Bacaan Super Absurd

Seringkali kita mengalamai perubahan. Bahkan setiap orang pasti pernah mengalaminya. 

Perubahan yang mengharuskan kita berpindah. Perpindahan biasa dipahami dengan pindah tempat. Misalkan aku pindah rumah ke kolong jembatan. Amit-amit, jangan sampe. Perpindahan juga bisa nyangkut ke soal perasaan. Pindah hati contohnya alias MOVE ON. Foto mesra sepasang kekasih bisa pindah dari pigura ke tempat sampah setelah mereka putus. GALAU. Kalo perpindahan didentikan dengan kepergian, pasti ujung-ujungnya sedih. GALAU LAGI.

Dan pada buku "Manusia Setengah Salmon" karya Raditya Dika yang kubaca ini juga menceritakan pengalaman Raditya Dika soal perpindahan. Judul buku ini diambil dari salah satu judul bab ceritanya, yaitu bab terakhir dari 19 bab dalam buku super absurd ini.

Lalu kenapa judulnya "Manusia Setengah Salmon"?

Seperti yang diceritakan dalam buku ini berdasarkan pengalamannya, Raditya Dika berpesan bahwa manusia harus mencontoh ikan salmon. Nah, lho? Terus kita harus mengahbiskan hidup di sungai Amazon gitu? Enggak juga tuh. Hehehehe...

Tiap tahunnya, ikan salmon akan bermigrasi, melawan arus sungai, berkilometer jauhnya cuma buat bertelor. Perjalanan salmon-salmon ini gak gampang, kadang di tengah perjalanan ada yang mati kecapean. Banyak juga yang jadi santapan beruang. Tapi mereka tetap aja pergi, dan nyatanya sampai sekarang spesies mereka masih melakukan migrasi ini. Karena kalo gak migrasi, mereka gak bakal bertelor dan gak bakal punya keturunan.

Sama seperti manusia, kalo kita hanya bisa menolak perubahan dan gak mau atau gak ikhlas berpindah kita gak bakal maju. Cuma berdiam diri di tempat yang sama, gak akan melakukan pencapaian lebih. Cenderung kudet malah. Apa salahnya kalo kita bisa jadi lebih baik di tempat yang baik? Mau gak mau kita harus seperti ikan salmon yang tidak takut pindah, mau berjuang mewujudkan harapan. Ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, kita gak perlu muluk-muluk. Cukup jadi manusia setengah salmon, berani pindah!

Buku ini juga recommended  banget bagi yang sense of humor-nya lumayan, bagi jomblo juga wajib baca, banyak juga pengalaman Raditya Dika yang bisa kita petik pesan moralnya. Buku ini juga berisi tentang pengalaman-pengalaman pribadi, tulisan galau, observasi ngawur dan lelucon khas penulis yang juga stand-up comedian ini.

Fresh, spectacular, dan cocok buat have fun !


Manusia Setengah Salmon, pembatasnya juga absurd

Thursday, November 14, 2013

Think Global, Act Local



Pelajaran TIK selalu menyenangkan bagiku. 

Banyak faktor yang menjadi alasan kenapa TIK kujadikan sebagai salah satu pelajaran favoritku. Keren, iya. Kesannya smart and educative. Guru TIK-nya pun sudah kuanggap sebagai salah satu sahabatku di sekolah. Hahahaha.... Dan yang terutama adalah isi dari pelajaran TIK ini sangat menarik bagiku.

Kali ini, materi yang diberikan Bapak Agung adalah analisis sosial dalam kelompok. Jiah, keren banget kan kaya detektif. Aku tergabung dalam kelompok beranggotakan 5 orang. Power Line Group namanya. Kasus yang dianalisa kali ini adalah kasus video asusila remaja yang sedang sering dibahas saat ini. Dan akhirnya pembahasan kasus ini berujung pada kasus seks bebas. 

Kira-kira beginilah akar permasalahan yang kami dapat.





Tentu saja kita semua tahu kalau seks bebas adalah perbuatan yang tidak benar, karena selain melanggar perintah agama juga bisa berakibat pada diri sendiri. Misalnya: mencemarkan nama baik diri sendiri, keluarga, sekolah, menjatuhkan harga diri, menjadi pengalaman buruk yang menghantui diri, dan masa depan suram.

Maka dari itu SAY NO TO FREE SEX !
Hindari seks bebas, dan cara yang ampuh adalah dengan pergaulan yang benar.
Kami pun ingin membagikannya pada lingkungan sekitar kami dan sudah mulai dilakukan dengan terlaksananya penyuluhan "PERGAULAN REMAJA YANG BENAR" di kelas kami.

Semoga dengan langkah kecil ini, kita semua bisa mengubah negara Indonesia menjadi lebih baik karena kitalah yang akan menjadi penerus negeri ini.

Merdeka!
P.S : Berbagi sedikit, presentasi penyuluhan kami bisa di download di sini
Thanks a lot for your attention!

Thursday, October 24, 2013

Tentang INDONESIA


Aku melihat Indonesia - sebuah puisi karya Bung Karno

Djikalau aku melihat gunung gunung membiru
Aku melihat wadjah Indonesia
Djikalau aku mendengar lautan membanting di pantai bergelora
Aku mendengar suara Indonesia

Djikalau aku melihat awan putih berarak di angkasa
Aku melihat keindahan Indonesia
Djikalau aku mendengarkan burung perkutut dipepuhunan
Aku mendengarkan suara Indonesia

Djikalau aku melihat matanja rakjat Indonesia di pinggir djalan
Apalagi sinar
nja mata anak anak ketjil Indonesia
Aku sebenarnja melihat wadjah Indonesia



"Aku melihat Indonesia" sebuah puisi Bung Karno yang menggambarkan sebuah negeri yaitu Indonesia. Dalam puisi ini sangat digambarkan bahwa Bung Karno begitu mengenal Indonesia. Bagaimana alamnya, suasana dan keindahan Indonesia, juga rakyatnya.

Indonesia seakan-akan sangat dekat dan erat dengan diri kita sendiri, atau bisa juga dibilang bahwa Indonesia adalah bagian dari diri kita. Memang benar. Kita adalah rakyat dari negara ini. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Kita adalah bangsa Indonesia. Semangat suci ini sudah mengalir dalam darah dan diri kita.

Lalu sudah seberapa jauh dirimu mengenal Indonesia? Apakah kamu sudah menganggap Indonesia sebagai bagian dari dirimu. Jawabannya hanya bisa kau temukan sendiri. Dari dalam hatimu sebagai SEORANG INDONESIA.

Friday, October 18, 2013

Moving Class = Kelas Bergerak (?)

Mungkin masih ada segelintir orang yang bertanya-tanya 

Apa itu moving class?

Kalau didefiniskan menurut Bahasa Indonesia MOVING CLASS = Kelas bergerak (?!)
Bukan, bukan itu arti sebenarnya... Oke, kita serius sekarang.

Moving class adalah manajemen kelas berbasis mata pelajaran atau sebuah sistem pembelajaran yang bercirikan kelas berkarakter mata pelajaran. 
Maksudnya moving class atau kelas berpindah ini adalah suatu program yang mengharuskan siswa/mahasiswa untuk berpindah-pindah dari kelas ke kelas yang lain saat berganti mata pelajaran. Contoh nya bila kita sedang di ruangan biologi dan sudah berganti ke pelajaran TIK maka kita beranjak pindah ke ruang TIK. Metode ini banyak dipakai di perguruan tinggi. 
Nah, tahun ajaran ini SMP Pius Bakti Utama Gombong mulai menggunakan metode ini.

Mengapa SMP Pius Bakti Utama Gombong menggunakan metode ini?
 
Menurut keterangan dari Bapak Robertus Agung Widiatmoko, S.T selaku guru di SMP Pius, alasan adanya metode ini adalah kebijakan sekolah untuk membuat sebuah tatanan cara belajar mengajar baru yang lebih nyaman.

Moving class dianggap memiliki beberapa keuntungan bagi para guru antara lain :
  • Guru dapat mempersiapkan baik materi maupun alat peraga untuk mapel yang akan diajarkan kepada siswa.
  • Guru tidak perlu repot pindah-pindah kelas sambil membawa buku mapel dan alat peraga. Misal guru akan mengajar menggunakan Power Point ditayangkan lewat LCD, tak perlu susah payah pindah kelas, repot membawa laptop, copot-pasang, menyalakan-mematikan LCD, karena murid yang akan datang ke ruangan sesuai jadwal yang ditentukan.
Juga ada beberapa keuntungan bagi para siswa antara lain:
  • Merasakan suasana kelas yang bervariasi setiap harinya.
  • Bisa pindah tempat duduk setiap pindah kelas, mau di depan, belakang, samping, pinggir nyerempet dikit.
  • (Dan keuntungan lain menurut saya sebagai siswa adalah moving class ini terdengar keren karena seperti di kampus.)
Apakah siswa SMP Pius benar-benar merasa nyaman dengan adanya moving class?

Pada pelaksanaanya. moving class ini malah terkesan 'ruwet'. Menurut saya pribadi para siswa berganti jam pelajaran dan pindah kelas, suasana menjadi gaduh dan sulit diatur. Ada siswa yang malah pergi ke toilet, berbincang-bincang dulu dengan teman kelas lain, ada juga yang mampir makan dulu di kantin sehingga seringkali jam pelajaran menjadi tidak tepat waktu alias MOLOR
Saya merasa lebih nyaman menggunakan metode kelas biasa karena pada moving class ada kalanya siswa salah masuk kelas. Ada juga guru yang melawan arus, sudah ditentukan ruangan khusus mapelnya namun malah menggunakan ruangan lain dan berpindah-pindah sehingga membingungkan siswa. Ada juga penyebab lain yaitu dikarenakan jumlah ruangan yang belum memadai dibandingkan jumlah guru di SMP Pius.

Jadwal piket pun tidak ada dan para siswa tidak lagi mempunyai rasa memiliki kelas. "Kalau ruangannya kotor, dibiarkan saja toh ini bukan kelas saya." Kurang lebih begitu cara berpikir para siswa. Rasa ketidakpemilikan ini juga terbukti dengan coretan yang semakin banyak dan semakin aneh di meja tiap ruangan. Ada berbagai macam coretan dari mulai gambar-gambar kartun, lukisan abstrak, sampai tulisan tidak senonoh yang bisa jadi menyinggung perasaan orang lain.

Bagaimana solusi yang baik untuk SMP Pius Bakti Utama Gombong?

Menurut saya, akan lebih bijak jika pihak sekolah mencoba untuk meninjau paling tidak dalam jangka waktu satu semester ini tentang adanya tanggapan dari pihak guru dan para siswa tentang metode moving class ini. Bagaimana respon mereka? Positif atau negatif kah? Setelah itu, coba untuk merefleksikan apa akibat kalau metode ini terus dilanjutkan dan apa akibat kalau metode ini dihentikan. 
Apakah keadaan di SMP Pius sudah siap dan mendukung pelaksanaan moving class yang baik dan benar? Dengan adanya pemikiran yang matang akan bisa mewujudkan sebuah keputusan bijak demi kepentingan SMP Pius Bakti Utama Gombong dan juga kepentingan kita bersama.


Wednesday, September 25, 2013

Ulangan Harian TIK

PENGGUNA NARKOBA

Data pengguna narkoba di Indonesia
  • 4.000.000 pengguna narkoba di Indonesia
  •  20 %    pengguna remaja pelajar
  •  70%     siswa siswi di 12 kota besar pernah mendapat tawaran narkoba dari temannya
  • 83.000 pelajar SD SMP SMA pengguna narkoba di 12 kota besar

Sumber: Badan Narkotika Nasional (DetikCom, 25-06-06)
http://blogtik-smppigo.blogspot.com/


Pendapat saya:

Dewasa ini, kita sudah melihat banyak sekali kasus penyalahgunaan narkoba. Khususnya di Indonesia, jumlah pengguna narkoba terus meningkat setiap tahunnya. 

Kegunaan narkoba yang sebenarnya adalah untuk keperluan dalam bidang medis. Namun, pada nyatanya narkoba malah disalahgunakan sebagai pemuas nafsu belaka. Padahal menurut Undang-Undang No.35 Tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Ini tentu berakibat negatif bagi penggunanya.

Faktor penyebab timbulnya penyalahgunaan narkoba pada pelajar ini sebagian besar adalah sebagai pelarian dari berbagai masalah. Remaja yang masih terlalu emosional kurang bisa berpikir panjang dan hanya bisa mencari jalan pintas. Saat kondisi yang rentan ini, akhirnya remaja pelajar bertemu narkoba dari pergaulan yang salah. Mereka merasa bebas dan bahagia saat mengonsumsinya, namun pada faktanya narkoba ini adalah musuh dalam selimut, menyebabkan kecanduan dan ketergantungan, lama-kelamaan akan merusak sistem dan syaraf tubuh. Tentu ini adalah hal yang negatif, dan pemerintah pun sudah berusaha mencegahnya dengan membuat aturan undang-undang dan hukuman apabila melanggar.

Solusi yang tepat adalah mencegah. Narkoba beredar luas di masyarakat dan semua orang bisa mendapatkannya. Pergaulan adalah sistem dan cara penyebaran paling efektif. Orang tua yang bijaksana dan suasana keluarga harmonis adalah kunci penting membentuk pribadi seorang anak (khususnya remaja) yang tangguh, waspada terhadap perkembangan jaman dan berhati-hati dalam pergaulan. Pelajaran agama dan bina karakter juga termasuk usaha penting dalam bidang pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan lain yang terarah dapat membentuk sebuah pribadi yang aktif dan membangun kepercayaan diri. Karakter remaja yang dibentuk akan menghindarkan dari stress, suasana keluarga menjadi penentu kualitas seorang anak.

Solusi ini diambil karena ada pepatah mengatakan "lebih baik mencegah daripada mengobati". Akan lebih baik menjauhkan seorang anak sejak dini dari jeratan maut narkoba, daripada menghukum seorang pengguna narkoba yang belum tentu kapok. Jika sejak dini sudah diberi pengarahan yang baik, kecil kemungkinan akan menjadi pengguna narkoba. Dengan begitu, kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia lama-kelamaan akan terhapus dengan cara yang lebih baik.


Sebagai pelajar, aksi yang bisa saya lakukan adalah terus berusaha mengarahkan diri ke aktivitas yang lebih berguna dan lebih membentuk pribadi saya. Saya pun juga berusaha membantu teman-teman lain yang sedang menghadapi masalah. Bukan berarti ikut campur, namun contoh nyata kita bisa menjadi teman curhat yang baik dan bisa memberikan solusi bijaksana. Yang saya bisa lakukan saat ini hanyalah sebatas lingkungan pribadi saya sendiri. Namun segala sesuatu harus dimulai dari diri kita sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan mengurus bangsa ini di kemudian hari? Maka, kita bisa menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih baik mulai dari sekarang.

Friday, September 20, 2013

Sedikit cerita tentang 9A

Tahun ini aku duduk di kelas 9. Itu berarti akhir semester tahun depan aku akan menghadapai ujian nasional. Waow. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, aku yang waktu pertama masuk SMP masih ingusan dan polos sudah menjadi cowo lumayan gagah (ohok!) 100% tulen lho. Dan di sini aku akan sedikit bercerita tentang awal tahun ajaran baru aku masuk sekolah sebagai murid kelas 9


Aku dikenal sebagai Alvin (iyalah masa sebagai Subeno?), seorang manusia ajaib yang hadir di SMP Pius BU Gombong sebagai seorang murid, cukup humoris dan nilai akademiknya memadai. Aku sangat dekat dan guru-guru dan sudah para guru pun mengenalku dengan baik. Rasanya seperti guru=teman, sehingga sudah tidak ada rasa canggung dan grogi lagi kalau berinteraksi dengan mereka.
Nah, kalau guru=teman , teman=saudara. Aku sangat mudah akrab sehingga aku punya teman yang bejibun banyaknya. Huahahaa… Apalagi sebagian besar teman sudah aku kenal baik sedari kecil.

Langsung ke intinya saja, ini adalah saat pertengahan tahun 2013. Aku dan teman seangkatan sudah menerima hasil laporan pembelajaran kelas 8. Dan 94,5307% naik kelas. Yeah! Ada selang sekitar 2 minggu untuk libur akhir tahun dan saat libur usai aku pun bisa melihat daftar murid yang sudah dibagi perkelas. Aku masuk ke kelas 9A bersama teman-teman lainnya yang sudah kukenal baik. Aku berharap penuh semoga suasana kelas 9A ini bisa mendukungku untuk giat belajar menyongsong UN.

Namun, lama-lama kelas 9A pun mulai menunjukkan karakternya: kelas pelawak, jahil, alay, bahkan ada yang sedikit maho aneh. Kami ini adalah sekumpulan anak yang sangat bandel dan sering ngobrol. Positifnya, suasana kelas kami menjadi ceria setiap pelajarannya, canda dan tawa mewarnai, sumringah overdosis. Yah begitulah kelasku 9A.  Tapi, walau begitu dalam bidang akademik kelas ini bisa dibilang cukup lah, dan rasa ingin tahu kami terhadap pelajaran di sekolah juga sangat tinggi.

Kelas 9A bisa dikategorikan sebagai salah satu kelas paling rame. Kenapa? Karena banyak pelawak bahkan ada yang sempet jadi badut juga lho. Hehehe… bercanda kok. Yup, kelasku ini sangat suka membuat lelucon yang humoris. Sangat humoris. Humoris overdosis. Tak jarang juga kalau kami sampai sedikit menjahili teman. Ha-ha-ha-haaa-haaaa…! Ini bagian terbaiknya.

Dan kalau ditanya siapakah orang paling jegar-jegar-uwaow-alala-bum-bum di kelasku, jawabannya adalah seorang anak cewe, pendek, putih juga enggak, lebay, rambutnya lurus tapi sintesis. Kita sebut saja B.O. (*nama disamarkan) Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya terkesan sok, tapi logatnya aneh. Aku mengenalnya cukup baik sebagai seseorang yang wagu alias ‘freak’. Si B.O. ini kadang suka curhat ke aku tapi tentang hal yang sulit dipahami secara manusiawi (mungkin kalau secara chickensiawi bisa). Orangnya kadang nyebelin, suka colek-colek orang tanpa alas an. Tapi kelas 9A gak akan hidup tanpa sosok unyu (#keselek!#) ini. Seringkali, setiap hari  Pernah kami menjahili B.O. sampe dia nangis, tapi habis nangis langsung ketawa teriak-teriak lagi kaya nenek lampir kejbak di lift. Yah, itulah B.O. si cewe lebay permanen…. Kelas 9A tak akan sama tanpa kejahilannya dan humorisnya.

Di lain sisi, aku masih terus berharap bagi teman-teman 9A. Semoga bisa terus belajar dengan baik supaya lulus UN yaaa.. Yooo! Dan bisa merasakan kebersamaan terus, walaupun banyak kekurangan kita juga punya kelebihan. Tapi bukan kelebihan yang overdosis, yaaa… Ha-ha! Semangat terus 9A! Tetap akrab! GANBATTE!!!



Ini kelas 9A waktu foto untuk kalender tahunan, kalau kalian tanya yang mana B.O, dia gak ikut foto karena nangis habis dijahili oleh 3 kelas.


 
Blogger Templates